Sekilas Tentang arti Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
Mungkin
semua tidaklah asing lagi mendengar kata-kata Sakinah, Mawadah, Warrahmah.
Dulu, ketika mendengar ceramah atau doa dari ustadz-ustadz(ah) agar keluarga
kita menjadi menjadi keluara yang sakinah, mawaddah wa rahmah saya tidak
terlalu paham, apa yang dimaksud dengan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Saya hanya tahu sakinah artinya tenang, tentram.
Pelan-pelan
saya faham, sakinah artinya tenang/tentram, mawaddah artinya bahagia, wa = dan,
sedangkan rahmah artinya mendapat rahmah/cinta. Hanya itu.
Sampai
beberapa hari yang lalu ketika kami membahas cerita di sebuah buku tentang
seorang pemuda yang tidak ingin menikah karena belum menemukan wanita yang
sesuai dengan kriterianya ditambah begitu banyaknya persyaratan dari orang
tuanya tentang sang calon menantu.
Menurut
pandangan pemuda di cerita tersebut, gadis-gadis jaman sekarang banyak yang
tidak lagi menjalankan hidup sesuai dengan islam, dari pakaiannya yang tidak
menutup aurat, penampilan dan cara bergaulnya yang ‘kebarat-baratan’, bahkan
sampai cara berjalannya yang tidak islami. Kebetulan ia dibesarkan dilingkungan
teman-teman yang islami yang telah menikah dengan wanita-wanita islami, namun
ia sendiri bukan berasal dari keluarga yang harmonis. Orang tuanya selalu
ribut, bersikeras dengan pendapat masing-masing dan memiliki sifat yang tidak
sabar.
Akhirnya
pemuda yang kebetulan seorang dokter terkenal tersebut tenggelam dengan
kesibukannya sebagai dokter dan mempelajari Al- quran dan sunnah Rasul saw dari
buku-buku dan ceramah-ceramah.
Suatu
hari, pemuda tadi mendengarkan radio yang membahas tentang tujuan terbentuknya
sebuah keluarga, yakni untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Selama ini, pemuda atau dokter muda yang berasal dari keluarga yang kurang
harmonis tersebut tidak terlalu memperhatikan apa tujuan berkeluarga. Sang
penyiar lalu melantunkan sebuah ayat Al-quran.Iapun sering mendengar ayat dari
surat Ruum (30:21) tersebut : “Dan dari tanda-tandanya telah Kuciptakan untukmu
pasangan-pasanganmu agar kamu hidup tenang bersamanya dengan bahagia dan cinta
(mawaddah wa rahmah). Dan itu adalah tanda-tanda bagi orang yang berakal”.
Namun baru kali ini ia memperhatikan, merasakan dan menghayati ayat tersebut.
Membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Sejak
itu opininya tentang hidup berkeluargapun berubah. Ia lalu mulai memperhatikan
dan mencari calon istri. Singkat cerita, akhirnya ia menikahi muridnya yang
berpenampilan lain dari murid- murid wanita lainnya, memakai gamis, berjilbab
dan menjaga pergaulannya. Kesibukannya mempelajari islam selama ini telah
membukakan hatinya dan memperoleh petunjuk dari Allah swt. Di akhir pelajaran
ustad kami menanyakan apa perbedaan antara mawaddah dan rahmah. Jawaban kamipun
bermacam-macam. Lalu ustadpun menjelaskan, mawaddah adalah cinta dari seorang
suami, sedangkan rahmah adalah cinta dari seorang istri.
Sekarang
jelas sudah, apa arti keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Bukan hanya
berarti keluarga yang tenang dan bahagia saja, tapi ada sesuatu dibalik itu,
perlunya cinta yang diberikan oleh suami kepada istri dan keluarga, dan cinta
yang diberikan oleh istri kepada suami dan anak-anak.
Ustad
lalu menambahkan,tujuan berkeluarga yang lain adalah mengurangi kesalahan
bahkan kemaksiatan. Contohnya, jika sebelum berkeluarga pemuda atau pemudi
lajang dapat berpergian dengan bebas, maka setelah berkeluarga kegiatan mereka
menjadi terbatas. Ada prioritas lain yang harus mereka perhatikan, yakni
keluarga. Jadi, bila setiap anggota keluarga sibuk dengan kegiatan diluar rumah
tanpa memperhatikan keluarganya, lalu apa bedanya menikah dengan tidak menikah?
Mungkinkah tercipta keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah apabila setiap orang
jarang bertemu dan berkomunikasi? Karena tujuan berkeluarga sebagian orang
telah berbeda dengan yang Allah SWT ajarkan kepada kita dalam surat Ar Ruum,
yakni menciptakan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Walau selama ini kita
telah sering membaca ayat tersebut dalam undangan-undangan pernikahan. Wallahu
‘alam.
Ibu, Pahlawan Sepanjang Masa
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-

╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Bukan
Soekarno atau Moh Hatta, ia bukan berasal dari golongan Adam. Ya golongan hawa,
tapi bukan berarti dia Kartini atau Cut Nyak Dien. Pahlawanku ini masih ada
hingga kini, bahkan masih bisa kulihat perjuangannya, bukan lewat buku
pengetahuan sejarah atau cerita orang tentang masa penjajahan 67 tahun yang
lalu.
Izinkan
aku untuk bercerita tentang pahlawan kebanggaanku, ya? Seorang pahlawan yang
Allah turunkan dengan penuh cinta dan kasih sayang… Ia yang mengajariku untuk
mencintai-Nya, mengenalkanku akan banyak hal. Dekapannya adalah hal pertama
yang kurindukan saat menghirup udara dunia, sebagai bentuk rasa terima kasih
karena dengan rasa bahagia justru pahlawanku rela berjuang. Berjuang menahan
sakit demi keinginanku untuk terbebas dari tubuhnya. Tahukah kau siapa Pahlawan
itu?
Pahlawanku,
ah betapa pengorbanannya tak dapat kubayar apalagi kulunasi, betapa
ketulusannya tak mungkin terganti oleh siapapun. Ia melindungiku dengan ikhlas
dan penuh loyalitas, terlihat dalam gerak, tindak, dan ucapannya. Betapa hebat
Sang Maha Pencipta Yang menyemaikan rasa cinta kasih dalam dirinya. Kau juga
pasti mengagumi pahlawan itu. Manusia yang biasa kau panggil ibu, mama, mami,
ummi, bunda, dan apapun sebutannya.
Pahlawanku
hidup dengan perjuangan tanpa henti. Berjuang mengurus rumah tangga, sigap
mengatur segala keperluan, pandai mengatur keuangan, detil memperhatikan
keluarga, bahkan ia rela mencari nafkah untuk keluarga kecilnya, memenuhi
segala kebutuhan kami anak-anaknya. Tanpa kata lelah maupun keluhan, ia pikirkan
masalah keluarga, ditambah bonus masalah pekerjaan di tempat ia bekerja.
Bukankah
kau juga sangat mencintai pahlawan itu? Berpikirlah sejenak. Ketika kita lapar,
ia memasak tanpa kata ‘ah’. Saat kita meminta, ia membantu tanpa kata ‘duh’. Ya
Allah… bahkan ia memenuhi kebutuhan kita tanpa meminta imbalan setelahnya,
menolong permintaan kita tanpa raut wajah malas-malasan, menutupi masalahnya,
dan menyembunyikan air matanya.
Pahlawanku,
betapa sesungguhnya ku ingin kau membagi segala keluh kesahmu denganku,
menitipkan segala bebanmu pada pundakku. Pahlawanku… aku tahu betapa tak pernah
lalai kau sisipkan namaku dalam doamu, meminta kehidupan terbaik untukku.
Matamu yang basah ketika berdoa, pengharapan tulusmu ketika meminta, doa-doa
terbaik terus kau panjatkan… ah sungguh… Allah pasti sangat mencintaimu!!
Karena doamu yang selalu menduduki list pertama dalam sesi pengabulan doa.
Pahlawanku,
dirimu lebih dari istimewa. Allah sangat memuliakanmu, surgaku saja berada di
bawah naungan ridhamu. Pun jika kau gugur di medan perjuangan saat melahirkanku
dulu, pasti kau dapatkan hadiah syahid dari-Nya. Berkatmu ibu, aku juga ingin
menjadi pahlawan bagi generasi penerusku nanti.
Pahlawanku,
kau memegang andil besar dalam masa depanku:
Kau dapat membuatku menjadi seorang
‘pecandu’. Karena hangatnya dirimu membuatku ingin lagi dan lagi berada dalam
dekapmu.
Perjuanganmu
adalah pesona yang tak pernah padam, karena hanya kaulah yang berani berjuang
antara hidup dan mati demi anak-anakmu. Untukmu pahlawanku. Ibu, ibu, ibu…
*RENUNGAN* Imam Al-Ghazali
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-

╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Suatu
hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya
Imam
Ghazali = ” Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid
1 = ” Orang tua “
Murid
2 = ” Guru “
Murid
3 = ” Teman “
Murid
4 = ” Kaum kerabat “
Imam
Ghazali = ” Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah
MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah
Ali-Imran :185).
Imam
Ghazali = ” Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?”
Murid
1 = ” Negeri Cina “
Murid
2 = ” Bulan “
Murid
3 = ” Matahari “
Murid
4 = ” Bintang-bintang “
Iman
Ghazali = ” Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Bagaimanapun kita, apapun keadaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke
masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan
hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.
Iman
Ghazali = ” Apa yang paling besar didunia ini ?”
Murid
1 = ” Gunung “
Murid
2 = ” Matahari “
Murid
3 = ” Bumi “
Imam
Ghazali = ” Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU
(Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan
sampai nafsu kita membawa ke neraka.”
IMAM
GHAZALI” Apa yang paling berat didunia? “
Murid
1 = ” Baja “
Murid
2 = ” Besi “
Murid
3 = ” Gajah “
Imam
Ghazali = ” Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH
(Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua
tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di
dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi
permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal
memegang amanah.”
Imam
Ghazali = ” Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Murid
1 = ” Kapas”
Murid
2 = ” Angin “
Murid
3 = ” Debu “
Murid
4 = ” Daun-daun”
Imam
Ghazali = ” Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali
didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT . Gara-gara pekerjaan kita atau urusan
dunia, kita tinggalkan solat “
Imam
Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid-
Murid dengan serentak menjawab = ” Pedang “
Imam
Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH
MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan
melukai perasaan saudaranya sendiri “
Perjalanan Seorang Penuntut Ilmu yang Perlu Diteladani
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
Cerita
ini saya (penulis) tulis adalah untuk memberikan ibroh kepada kita semua
khususnya saya sendiri bahwa penderitaan dan kesusahahpayahan kita dalam
menempuh jalan yang haq ini tidaklah seberapa, bahkan jika kita bandingkan
dengan para salafushalih.
Cerita
yang saya ambil ini adalah kisah manusia di masa ini, dimana sangat langka dan
sulit ditemui orang-orang yang memiliki ghiroh yang sama sepertinya dalam
tholabul ‘ilm. Saya menuliskan cerita ini adalah berdasarkan sebuah kisah
nyata, dimana kisah tersebut saya dengar sendiri oleh salah satu sumber
(akhowat) terpercaya yang mengetahui kisah tersebut…wallahua’lam. Semoga kisah
ini dapat memotivasi dan menginspirasi kita untuk lebih dapat bersemangat dalam
menuntut ilmu syar’ie…Baarokallohufiikum……
Di
suatu daerah terpencil, terdapat sepasang suami istri yang sangat zuhud….mereka
belum dikaruniai seorang putra karena masih dikategorikan pengantin yang masih
baru. Perlu diketahui sang suami adalah seorang yang sangat rajin menuntut
ilmu, ia adalah seseorang yang memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk
memperoleh ilmu. Bahkan dahulu ketika ia ingin menikah, ia tidak mempunyai
sepeser uang yang cukup untuk meminang seorang akhowat, dan akhirnya ia
menghadap kepada salah seorang ustadz di ma’had yang saat itu ia belajar di
sana hanya untuk meminta nasihat bagaimana ia dapat menikah. Ia sangat sadar bahwa
dirinya tak tampan, dan tidak mapan dalam pekerjaan karena hampir masa mudanya
dihabiskan di ma’had. Sang ustadz pun menghargai tekadnya dan pada akhirnya
membiayai pernikahan lelaki tersebut.
Sang
suami di masa mudanya adalah salah seorang murid yang diakui kepandaiannya di
ma’hadnya. Beberapa rekan dan ustadz memujinya dalam hal keilmuannya. Suatu
hari sang suami berniat ingin mendatangi suatu dauroh di luar kota. Karena ia
belum memiliki pekerjaan yang tetap (masih serabutan-red-) maka ia dan istrinya
memikirkan bagaimana caranya agar sang suami dapat pergi untuk mendatangi
dauroh tersebut walau ekonomi mereka sangat pas-pasan. Jarak yang harus
ditempuh sangatlah jauh, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Sedangkan penghasilan mereka untuk makan sehari-hari saja masih belum cukup.
Sang suami bukanlah seorang yang malas dalam mencari nafkah, namun
qadarallah….Allah telah menetapkan rezekinya hanya sedemikian. Walau demikian
ia tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya.
Suatu
hari istrinya yang walhamdulillah sangat qona’ah dan juga zuhud, berinisiatif
membongkar tabungan yang beberapa bulan ia kumpulkan di kotak penyimpanannya.
Qaddarallah…..uang yang terkumpul hanya Rp 10.000,-.
Bayangkan
wahai pembaca,,,,bahkan mata ini ingin menangis ketika saya mengetik kisah
ini….Dalam sehari kita bisa memegang uang puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan
mungkin hingga ada yang mencapai nominal jutaan…Dengan keistiqomahan dan
kezuhudan sang istri tidak pernah mengeluh untuk mengumpulkan 100 perak (Rp 100,-)
setiap keuntungan yang diperoleh suaminya yang tidak setiap hari ia dapatkan…..
Sang
istri segera mengumpulkan uang tersebut dan berinisiatif untuk membuatkan bekal
arem-arem (bahasa jawa), yaitu sejenis nasi kepal yang dibungkus daun pisang
untuk bekal perjalanan suaminya. Hanya itu yang dapat sang istri berikan kepada
suaminya sebagai wujud cinta dan kasih sayangnya….
Sang
suami pun kemudian berangkat dengan membawa bekal dan do’a dari istrinya untuk
menuntut ilmu….Ia pergi dengan berjalan kaki…..yah!! hanya berjalan kaki untuk
menepuh jarak puluhan kilometer!!! (wallahua’lam) Karena ia tak membawa uang
sepeserpun untuk bepergian…hanya beberapa buah arem-arem dan pakaian yang
melekat di badannya yang ia bawa ke luar kota… Subhanallooh…..
Perjalanan
ia tempuh 3 hari 3 malam dengan kedua kakinya tanpa kendaraan satupun….Akhirnya
ia pun sampai di tempat dauroh dilaksanakan, hanya dengan berjalan kaki dan
berteduh di tempat seadanya selama perjalanan…..
Dauroh
akhirnya dimulai…selama dauroh ia sangat antusias untuk mengambil ilmu yang
diterimanya, ia mengambil shaf paling depan dan dekat dengan ustadz pemateri.
Namun beberapa saat kemudian ia mendapat teguran oleh seseorang di sampingnya
karena setiap beberapa menit ia selalu meluruskan kakinya ketika materi
berlangsung…hal itu tidak ia lakukan sekali-dua kali….namun hingga beberapa
kali…hingga akhirnya orang disampingnya pun menegurnya karena menganggapnya
tidak sopan….Hal itu ia lakukan karena kakinya terasa pegal selama 3 hari 3
malam berjalan kaki….Masyaa Alloh..
Saat
istirahat pun tiba…ia berkumpul dengan ikhwan-ikhwan lain di dapur untuk
membantu berbenah….ia pun akhirnya menceritakan kisah 3 hari 3 malamnya itu
kepada salah seorang ikhwan di tempat tersebut..dan seketika membuat tercengang
orang-orang yang mendengarnya…..Akhirnya cerita itu sampai ke telinga ustadz
pemateri dauroh…Ustadz pun tercengang dengan kisah itu….dan akhirnya ustadz
beserta ikhwan-ikhwan mengumpulkan dana sukarela untuk memberikan sumbangan
kepadanya…dan terkumpulah uamg Rp 300.000,- sebagai dana bantuan untuk
kepulangannya….
Subhanalloh…sebuah
kisah yang mungkin sempat kita ragukan kebenarannya, tapi Insya Alloh ini kisah
nyata…..Semoga kita dapat mengambil ibroh dari kisah ini….terakhir mari kita
simak hadist berikut ini….
“Barang
siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah
baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)
Yahya
bin Abi Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, “Ilmu tidak akan diperoleh dengan
tubuh yang dimanjakan (dengan santai/tidak bersungguh-sungguh).”(Diriwayatkan
oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi I/385, no. 554)
Semoga
cerita ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua terkhususnya
saya sebagai penulis…..Wallahua’lam bishowab….
HATI-HATI DOA ORANGTUA KEPADA ANAK
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Pelajaran
yang mesti diketahui setiap orang tua (ortu). Doa mereka sungguh ajaib jika itu
ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan
baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah doa yang mudah diijabahi.
Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk
dari orang tua pada anaknya. Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu
pun akan terkabulkan. Sehingga ortu mesti hati-hati dalam mendoakan anak.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang
tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu
Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang
berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh
Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash
Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa
orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.
Juga
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang
yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada
anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya
termasuk doa yang mustajab.
Muhammad
bin Isma’il Al Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat
mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah berkata, ”Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi,
yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua
orang tua kepada anaknya.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod
no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no.
24). Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk doa
yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini. Kisah ini
menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah ini dibawakan
pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.
Hendaklah
orang tua mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan
pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana
beliau berdoa,
رَبِّ اجْعَلْنِي
مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا
الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS.
Ibrahim: 35)
Lihatlah
sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada
kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)
Moga
Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada
anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada
dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus. Jika kita sebagai anak, janganlah
sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka,
sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita
KETIKA IBLIS BERTEMU RASULULLAH
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
(Dari
Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)
Ketika
kami Sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar,
tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:
“Wahai
penghuni rumah, bolehkah aku masuk ? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah
bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami
menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.”
Beliau
melanjutkan: “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar
bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Rasulullah
menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya
kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia
telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan
dan dengarkan dengan baik. ”
Ibnu
Abbas RA berkata: “Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang
cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda,
taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.”
Iblis
berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah
SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa
keperluanmu?”
Iblis
menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun
karena terpaksa.”
Rasulullah
bertanya: “Siapa yang memaksamu?”
Iblis
mejawab: “Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan
berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil
menundukkan
diri.
Beritahu
Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua
pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka
Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.
Oleh
karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika
aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang
paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Rasulullah
SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang
paling kau benci?”
Iblis
segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang
paling aku benci.”
Rasulullah:
“Siapa selanjutnya?”
Iblis:
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada
Allah
SWT.”
Rasulullah:
“Lalu siapa lagi?”
Iblis:
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
Rasulullah:
“Lalu siapa lagi?”
Iblis:
“Orang yang selalu bersuci.”
Rasulullah:
“Siapa lagi?”
Iblis:
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang
lain.”
Rasulullah:
“Apa tanda kesabarannya?”
Iblis:
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang
lain
selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”
Rasulullah:
” Selanjutnya apa?”
Iblis:
“Orang kaya yang bersyukur.”
Rasulullah:
“Apa tanda kesyukurannya?”
Iblis:
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari
tempatnya.”
Rasulullah:
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
Iblis:
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
Rasulullah:
“Umar bin Khattab?”
Iblis:
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
Rasulullah:
“Usman bin Affan?”
Iblis:
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
Rasulullah:
“Ali bin Abi Thalib?”
Iblis:
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan
aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib
selau berdzikir terhadap Allah SWT)
Rasulullah:
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
Iblis:
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
Rasulullah:
“Kenapa?”
Iblis:
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1
derajat.”
Rasulullah:
“Jika seorang umatku berpuasa?”
Iblis:
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
Rasulullah:
“Jika ia berhaji?”
Iblis:
“Aku seperti orang gila.”
Rasulullah:
“Jika ia membaca al-Quran?”
Iblis:
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
Rasulullah:
“Jika ia bersedekah?”
Iblis:
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
Rasulullah:
“Mengapa bisa begitu?”
Iblis:
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya,
hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan
api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
Iblis:
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
Iblis:
“Taubat orang yang bertaubat.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
Iblis:
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
Iblis:
“Sedekah yang diam – diam.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
Iblis:
“Shalat fajar.”
Rasulullah:
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
Iblis:
“Shalat berjamaah.”
Rasulullah:
“Apa yang paling mengganggumu?”
Iblis:
“Majelis para ulama.”
Rasulullah:
“Bagaimana cara makanmu?”
Iblis:
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
Rasulullah:
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
Iblis:
“Di bawah kuku manusia.”
Rasulullah
lalu bertanya: “Siapa temanmu wahai Iblis?”
Iblis:
“Pemakan riba.”
Rasulullah:
“Siapa sahabatmu?”
Iblis:
“Pezina.”
Rasulullah:
“Siapa teman tidurmu?”
Iblis:
“Pemabuk.”
Rasulullah:
“Siapa tamumu?”
Iblis:
“Pencuri.”
Rasulullah:
“Siapa utusanmu?”
Iblis:
“Tukang sihir.”
Rasulullah:
“Apa yang membuatmu gembira?”
Iblis:
“Bersumpah dengan cerai.”
Rasulullah:
“Siapa kekasihmu?”
Iblis:
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
Rasulullah:
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
Iblis:
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Rasulullah
SAW lalu bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis
segera menimpali: “Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup
hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku
bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang
menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan
menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca
dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang
ikhlas.”
Rasulullah:
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
Iblis:
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan
perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai
dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia
orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih
menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat
dengan
kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.
Tahukah
kamu Muhammad? Bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000
syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk
menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian
untuk menggangu wanta –wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan
kepada para Zahid.
Aku
punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat
berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang
mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.
Aku
punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan
kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul
dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”
Syaithan
juga berkata: “Keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu
syaithan pun menghiasi kukunya. “Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan
berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang
lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya
mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu,
Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun.
Setiap
orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika.
Aku
terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Tahukah
kau Muhammad? Dusta berasal dari diriku. Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. Barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah
kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku
benar – benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip)
dan Namimah (Adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang
yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya
sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata
cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga
hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu
kalimat, CERAI.
Wahai
Muhammad, Umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri
untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia
manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu
dipukulkannya kemukanya.
Jika
ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke
telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat itu aku usap
dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’
Bukankah kamu tahu Muhammad? Orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan
dipukul.
Jika
ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam
yang mematuk beras. Jjika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah,
aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam,
atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu
tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi
wajah keledai. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia
menguap dalam shalat.
Jika
ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya,
dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.
Dan
iapun semakin taat padaku. Kebahagiaan apa untukmu? Sedang aku memerintahkan
orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib
shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit
dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’ Ia pun mati
dalam kekafiran.
Jika
ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai Muhammad,
apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam
mereka dari islam?”
Rasulullah
bertanya: “Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”
Iblis:
“10 macam”
”Rasulullah:
“Apa saja?”
Iblis
mejawab:
” 1.
Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah
mengizinkan. Allah berfirman: “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak.
dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64).
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan
haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak
dibacakan nama Allah.
2.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan
dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan
anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
3.
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan
untuk tujuan yang halal.
4.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
5.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
6.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
7.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
8.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang
membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman:
“Orang
-orang boros adalah saudara – saudara syaithan.” (QS Al-Isra : 27).
9.
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara
mereka tidak bisa melihatku.
10.
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah
manusia.”
Allah
menjawab: “Silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian
besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis
berkata: “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya
bisa membisikan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa
seorangpun…!!
Sebagaimana
dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang
menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir
pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah
ditentukan sengsara.
Orang
yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan
orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam
kandungan ibunya.
”
Rasulullah SAW lalu membaca ayat: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang
yang dirahmati oleh Allah SWT.” (QS Hud :118 – 119) Juga membaca: “Sesungguhnya
ketentuan Allah pasti berlaku.” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis
lalu berkata: “Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena
takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan
rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk
mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka.
Aku
si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku
tak berbohong.”
Semoga
bermanfaat…
Ingat Mati!
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Bagi
yang masih hidup perbanyaklah mengingat mati ….. karena ……
Pertama,
Mengingat mati adalah ibadah yang sangat dianjurkan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ
هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
Artinya:
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu
kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).
Kedua,
Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam
hitungannya, maka jauhilah perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat
lainnya.
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ
أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ}
Artinya:
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).
{وَلَنْ يُؤَخِّرَ
اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا} [المنافقون : 11]
Artinya:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila.
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al Munafiqun: 11).
Ibnu
Utsaimin rahimahullah berkata,
“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam
bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang
seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati),
terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi
(karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi
dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati). Hal
ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya
kesempatan umur, dengan taubat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan sudah
sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap kepada
Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang
diinginkan.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
Ketiga,
Maut tidak ada yang mengetahui kapan datangnya melainkan Allah Ta’ala semata,
tetapi dia pasti mendatangi setiap yang bernyawa, maka jauhilah hal-hal yang
tidak bermanfaat selama hidup.
( كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ
الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ
عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ
مَتَاعُ الْغُرُورِ) [آل عمران : 185]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari. kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185).
(إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ) [لقمان: 34 ]
Artinya:
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.
Lukman: 34).
Keempat,
Siapa yang mati mulai saat itulah kiamatnya, tidak ada lagi waktu untuk beramal.
عَنْ عَائِشَةَ
رضي الله عنها قَالَتْ كَانَ الأَعْرَابُ إِذَا قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- سَأَلُوهُ عَنِ السَّاعَةِ مَتَى السَّاعَةُ فَنَظَرَ إِلَى أَحْدَثِ
إِنْسَانٍ مِنْهُمْ فَقَالَ «إِنْ يَعِشْ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ قَامَتْ
عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ»
Artinya:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Orang-orang kampung Arab jika datang
menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bertanya tentang hari
kiamat, kapan datangnya, lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
melihat kepada seorang yang paling muda dari mereka, kemudian beliau bersabda:
“Jika hidup pemuda ini dan tidak mendapati kematian, maka mulai saat itulah
kiamat kalian datang.” (HR. Muslim).
المغيرة بن شعبة
رضي الله عنه: أيها الناس إنكم تقولون: القيامة، القيامة؛ فإن من مات قامت قيامته.
Al
Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya
kalian mengucapkan: “Kiamat, kiamat…maka ketahuilah, siapa yang mati mulai saat
itulah dibangkitkan kiamat dia.” (Lihat kitab Al Mustadrak ‘Ala majmu’ al
Fatawa, 1/88).
Ibnu
Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang demikian itu, karena seorang manusia jika
mati, maka dia masuk ke dalam hari kiamat, oleh sebab itulah dikatakan: ‘Siapa
yang mati mulailah kiamatnya, setiap apa yang ada sesudah kematian, maka
sesungguhnya hal itu termasuk dari hari akhir. Jadi, alangkah dekatnya hari
kiamat bagi kita, tidak ada jaraknya antara kita dengannya, melainkan ketika
sesesorang mati, kemudian dia masuk ke kehidupan akhirat, tidak ada di dalamnya
kecuali balasan atas amal perbuatan. Oleh sebab inilah, harus bagi kita untuk
memperhatikan poin penting ini.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin,
8/474).
Kelima,
Dengan mengingat mati melapangkan dada, menambah ketinggian frekuensi ibadah
عن أنس بن مالك
رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت،
فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها”
Artinya:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallambersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian,
karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan
kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang
mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.”
HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’.
Ad
Daqqaq rahimahullah berkata,
“من أكثر ذكر الموت
أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة:
تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة” تذكرة القرطبي : ص 9
Artinya:
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal:
“Bersegera taubat, puas hati dan semangat ibadah, dan barangsiapa yang lupa
kematian diberikan hukuman dengan tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan
keadaan dan malas ibadah” (Lihat kitab At Tadzkirah fi Ahwal Al Mauta wa Umur
Al Akhirah, karya Al Qurthuby).
Keenam,
Dengan mengingat mati seseorang akan menjadi mukmin yang cerdas berakal, mari
perhatikan riwayat berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ
رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا»
قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ
لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»
Artinya:
“Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum
Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu
bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”,
beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu
orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang
paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian,
merekalah yang berakal”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih
Ibnu Majah).
Ketujuh,
Hari ini yang ada hanya beramal tidak hitungan, besok sebaliknya.
Ali
bin Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا
مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ،
فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ
الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ.
Artinya:
“Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap
dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang
mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang
mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal
perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan
tidak ada amal.” (Lihat kitab Shahih Bukhari).
DIAM BUKAN BERARTI KALAH
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Di
suatu padepokan, ada seorang guru yang sangat dihormati karna tegas dan jujur.
Suatu
hari, dua orang murid menghadap didedapannya.
Ia
menjelaskan Bagaimana Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.
Keduanya
berdebat tentang hitungan 3 x 7.
➢Murid
pandai mengatakan hasilnya 21.
➢Murid
bodoh bersikukuh mengatakan hasilnya 27.
Murid
bodoh menantang murid pandai untuk meminta sang guru sebagai jurinya untuk
mengetahui siapa yang benar di antara mereka.
Kata
murid yg bodoh, ”Jika saya yang benar 3
x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru kita, tetapi kalau
kamu yang benar bahwa 3 x 7 = 21 maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya
sendiri ha ha ha …..!!” ujar Murid yang bodoh ini berani menantang demikian.
Dia
sangat yakin dengan pendapatnya!
“Katakan
guru, mana yang benar??” tanya murid bodoh, maklum belum mengerti sesungguhnya
tentang hitungan dan hanya karna hal sepele hingga mengabaikan resiko yg besar
dihadapannya.
Sang
Guru berfikir,
Ternyata
dengan bijak, sang guru memvonis cambuk 10 kali bagi murid yang pandai (orang
yang menjawab 21).
Si
murid pandai jelas saja protes keras setelah itu.
Sang
guru menjawab, “Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi karena kamu
tidak bijaksana, Duh… mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu
kalau 3×7 adalah 21!!”
Beliau
melanjutkan,
“Lebih
baik melihatmu dicambuk dan menjadi arif daripada harus melihat satu nyawa
terbuang sia-sia!.. Biar nanti aku yg menjelaskan padanya soal kebenaran biar
tdk ada kesalah pahaman..!!”
***
Apa
Pesan moral dari kisah ini:
Yg
berjiwa dewasa pasti memahami dengan menyikapi makna dari cerita?
Jika
kita sibuk memperdebatkan sesuatu permasalahan yang tak berguna, berarti kita
juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai
perdebatan. Sebab, dengan sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yang
tidak perlu yg berujung pada sikap saling membenci hanya karna soal sepele,
Bukankah
kita sering mengalaminya?
Debat
itu biasa terjadi, baik dengan pasangan hidup, tetangga, atau rekan kerja.
Namun Ada saatnya bagi kita, untuk diam dan menghindari perdebatan atau
pertengkaran yang sia-sia.
Diam
bukan berarti kalah, kan?
Mengalah
bukan berarti kalah..??
Memang
ini bukan hal yang mudah, tapi Anda sebaiknya untuk bijak menyikapi situasi
dengan tidak berdebat pada orang yg tingkat pengetahuan belum labil memahami,
atau teman maupun kerabat, yang tidak menguasai permasalahan.. Agar menghindari
keretakan hubungan family yg lama terjalin, atau mengalah untuk menghindari
musibah besar kedepannya..
Muslimah, Kapan Engkau Ingin Berjilbab?
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Renungan
buat Muslimah yang belum ingin menutup auratnya dengan Hijab Beralasan Belum
siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?
Kami
jawab, “Hati juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian.
Karena
iman itu mencakup amalan hati, perkataan dan perbuatan.
Hanya
pemahaman keliru yang menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah
perkataan lisan tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah.
Iman
butuh realisasi dalam tindakan dan amalan”
Beralasan
belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?
Kami
jawab, “Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas
di neraka karena durhaka?”
Coba
direnungkan!
Beralasan
lagi karena saat ini belum siap berjilbab?
Kami
jawab, “Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi?
Apa
tahun depan?
Apa
dua tahun lagi?
Apa
jika sudah keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita
menunda amalan baik.
Mengapa
mesti menunda berhijab?
Dan
kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzah,
bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang.
Jadi…
jangan
menunda-nunda beramal baik.
Jangan
menunda-nunda untuk berjilbab.”
Perkataan
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:
“Jika
engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada
di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu
sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR.
Bukhari no. 6416)
Hadits
ini menunjukkan dorongan untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan
kita sehingga bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan
sholeh.
Allah
Ta’ala berfirman
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
(QS.
Al Ahzab: 59)
Subhanallah..
Masihkah
kamu ragu wahai Ukhti fillah untuk menutup kemolekan tubuhmu dengan hijab?
masihkah? Ingatlah, sesungguhnya api neraka akan membakar tubuh yang kau
sajikan untuk lelaki hidung belang, kau bisa beralasan ini dan itu, Demi Allah,
sesungghnya, kita tak akan mampu menebak kapan nyawa ini akan diambil oleh
Malaikat Maut! Innalillahi waa inna ialaihi rojiun..
Semoga
catatan ini menjadi pertimbangan anda..
Kami
hanya bisa mengingatkan dan mengingatkan..
LUASNYA NERAKA
-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ
اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
YA
ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM,
Lindungilah
dan peliharakanlah kami, kedua ibu bapak kami, isteri/suami kami, anak-anak
kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab siksa api neraka-Mu
YA ALLAH.
Sesungguhnya
kami tidak layak untuk menduduki syurga-Mu YA ALLAH, namun tidak pula kami
sanggup untuk ke neraka-Mu YA ALLAH.
Ampunilah
dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan
kami dgn RAHMATMU YA ALLAH……. AAMIIN…..
※LUASNYA
NERAKA※
Yazid
Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata:
Jibril
datang kepada Nabi SAW pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan
berubah mukanya,
maka
ditanya oleh Nabi SAW : ‘Mengapa aku melihat kau berubah muka?’
Jawabnya:
‘Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan
penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam
itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk
bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.’
Lalu
Nabi SAW bersabda: ‘Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam itu.’
Jawabnya:
‘Ya… Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun,
sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian
seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan
baranya.
Demi
Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum
niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya.
Demi
Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu
digantung di antara langit dan bumi, niscaya akan mati penduduk bumi karena
panas dan basinya.
Demi
Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg
disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai
ke bawah bumi yg ke tujuh.
Demi
Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa,
niscaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur karena sangat panasnya,
Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur
nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.
Api
neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari
orang laki-laki dan perempuan.’
Nabi
SAW bertanya: ‘Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?’
Jawabnya:
‘Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke
pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70
kali ganda.’ (artinya: yaitu yg lebih bawah lebih panas)
Tanya
Rasulullah SAW : ‘Siapakah penduduk masing-masing pintu?’
Jawab
Jibril :
‘Pintu
yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah
diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa AS. serta keluarga Fir’aun namanya
Al-Hawiyah.
Pintu
kedua tempat orang-orang Musyrikin bernama Jahim,
Pintu
ketiga tempat orang Shobi’in bernama Saqar.
Pintu
ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,
Pintu
kelima orang Yahudi bernama Huthomah.
Pintu
ke enam tempat orang Nasara bernama Sa’eir.’
Kemudian
Jibril diam sejenak….segan pada Rasulullah SAW, sehingga ditanya: ‘Mengapa
tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?’
Jawabnya:
‘Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum
sempat bertaubat.’
Maka
Nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril
meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah
sadar Nabi SAW bersabda: ‘Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat
sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?’
Jawabnya:
‘Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.’
Kemudian
Nabi SAW menangis, Jibrail juga menangis, kemudian Nabi SAW masuk ke dalam
rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak
berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada
Allah (dipetik dari kitab ‘Peringatan Bagi Yg Lalai’).
Dari
Hadith Qudsi:
Bagaimana
kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan
panasnya terik matahari-Ku.
Tahukah
kamu bahawa neraka jahanamKu itu:
1.
Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2.
Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3.
Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4.
Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5.
Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6.
Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7.
Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8.
Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
9.
Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang
hitam pekat.
10.
Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
11.
Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat
Mudah-mudahan,
hal ini dapat menimbulkan keinsyafan kepada kita semua……Wallahua ‘ lam.
Al-Quran
Surat Al- Baqarah Ayat 159 :
“Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari
keterangan-keterang an dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada
manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh
sekalian makhluk.
※SEPULUH
ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI QIAMAT KELAK!!!※
Disebutkan
di dalam satu riwayat, bahwasannya apabila para makhluk dibangkitkan dari
kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun
UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK
BERCAKAP.
Bertanya
orang kepada Rasulullah SAW : ‘Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG
MUKMIN kelak di hari qiamat?’
Maka
jawabnya Rasulullah SAW ‘Umatku dikenali karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh
WUDHU’.’ Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil
membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak
dihilangkan.
Maka
memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu ‘itu dari debu kubur mereka,
akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN’ mereka. Oleh itu tinggallah debu itu
sehingga mereka melalui titian ‘Siratul Mustaqim’ dan memasuki Alam SYURGA,
sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah
pelayan-Ku dan hamba-hamba- Ku..
Disebutkan
oleh hadits Rasulullah SAW bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan
TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :
1.
Para Nabi
2.
Para Ahli Jihad
3.
Para Alim Ulama
4.
Para Syuhada
5.
Para Penghafal Al Quran
6.
Imam atau Pemimpin yang Adil
7.
Muadzin
8.
Wanita yang mati saat melahirkan
9.
Orang mati dibunuh atau dianiaya
10.
Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum’at jika mereka itu dari
kalangan orang yang beriman.
Didalam
satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra., sabda Rasulullah SAW :
Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur
dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:
“Wahai
Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (Ahli
Puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan
berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah-buahan SYURGA”.
Maka
Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang
belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari Nur dan
berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan
minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di
bumi.
Jika
Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka
sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah
Al-Haqqah bermaksud :
‘Makan
dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI
yang telah LALU itu’.
Dari
Abdullah bin ‘Amr R.A,
Rasulullah
S.A.W bersabda:’ Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..’
Ilmu
yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang
mengajarnya meskipun dia sudah mati. ‘
‘Dan
(ingatlah) Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu
lakukan’. ( Surat Al-Baqarah : 237)
Untuk
renungan dan amalan bersama …
Doa
Nabi Yunus
‘LAA
ILLAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINALZHAALIMIIN’