Featured Posts

Chabloger.com ►►Selamat Datang Di Chabloger.com Salam Persahabatan Terimakasih Telah Berkunjung Disini Maafkan Kami Bila Banyak Kesalahan DiChabloger.com

Minggu, 21 Juli 2013

NASEHAT, RENUNGAN & KISAH INSPIRATIF BUAT KITA SEMUA


Sekilas Tentang arti Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah

  -Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-


╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
Mungkin semua tidaklah asing lagi mendengar kata-kata Sakinah, Mawadah, Warrahmah. Dulu, ketika mendengar ceramah atau doa dari ustadz-ustadz(ah) agar keluarga kita menjadi menjadi keluara yang sakinah, mawaddah wa rahmah saya tidak terlalu paham, apa yang dimaksud dengan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Saya hanya tahu sakinah artinya tenang, tentram.
Pelan-pelan saya faham, sakinah artinya tenang/tentram, mawaddah artinya bahagia, wa = dan, sedangkan rahmah artinya mendapat rahmah/cinta. Hanya itu.
Sampai beberapa hari yang lalu ketika kami membahas cerita di sebuah buku tentang seorang pemuda yang tidak ingin menikah karena belum menemukan wanita yang sesuai dengan kriterianya ditambah begitu banyaknya persyaratan dari orang tuanya tentang sang calon menantu.
Menurut pandangan pemuda di cerita tersebut, gadis-gadis jaman sekarang banyak yang tidak lagi menjalankan hidup sesuai dengan islam, dari pakaiannya yang tidak menutup aurat, penampilan dan cara bergaulnya yang ‘kebarat-baratan’, bahkan sampai cara berjalannya yang tidak islami. Kebetulan ia dibesarkan dilingkungan teman-teman yang islami yang telah menikah dengan wanita-wanita islami, namun ia sendiri bukan berasal dari keluarga yang harmonis. Orang tuanya selalu ribut, bersikeras dengan pendapat masing-masing dan memiliki sifat yang tidak sabar.
Akhirnya pemuda yang kebetulan seorang dokter terkenal tersebut tenggelam dengan kesibukannya sebagai dokter dan mempelajari Al- quran dan sunnah Rasul saw dari buku-buku dan ceramah-ceramah.
Suatu hari, pemuda tadi mendengarkan radio yang membahas tentang tujuan terbentuknya sebuah keluarga, yakni untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Selama ini, pemuda atau dokter muda yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis tersebut tidak terlalu memperhatikan apa tujuan berkeluarga. Sang penyiar lalu melantunkan sebuah ayat Al-quran.Iapun sering mendengar ayat dari surat Ruum (30:21) tersebut : “Dan dari tanda-tandanya telah Kuciptakan untukmu pasangan-pasanganmu agar kamu hidup tenang bersamanya dengan bahagia dan cinta (mawaddah wa rahmah). Dan itu adalah tanda-tanda bagi orang yang berakal”. Namun baru kali ini ia memperhatikan, merasakan dan menghayati ayat tersebut. Membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Sejak itu opininya tentang hidup berkeluargapun berubah. Ia lalu mulai memperhatikan dan mencari calon istri. Singkat cerita, akhirnya ia menikahi muridnya yang berpenampilan lain dari murid- murid wanita lainnya, memakai gamis, berjilbab dan menjaga pergaulannya. Kesibukannya mempelajari islam selama ini telah membukakan hatinya dan memperoleh petunjuk dari Allah swt. Di akhir pelajaran ustad kami menanyakan apa perbedaan antara mawaddah dan rahmah. Jawaban kamipun bermacam-macam. Lalu ustadpun menjelaskan, mawaddah adalah cinta dari seorang suami, sedangkan rahmah adalah cinta dari seorang istri.
Sekarang jelas sudah, apa arti keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Bukan hanya berarti keluarga yang tenang dan bahagia saja, tapi ada sesuatu dibalik itu, perlunya cinta yang diberikan oleh suami kepada istri dan keluarga, dan cinta yang diberikan oleh istri kepada suami dan anak-anak.

Ustad lalu menambahkan,tujuan berkeluarga yang lain adalah mengurangi kesalahan bahkan kemaksiatan. Contohnya, jika sebelum berkeluarga pemuda atau pemudi lajang dapat berpergian dengan bebas, maka setelah berkeluarga kegiatan mereka menjadi terbatas. Ada prioritas lain yang harus mereka perhatikan, yakni keluarga. Jadi, bila setiap anggota keluarga sibuk dengan kegiatan diluar rumah tanpa memperhatikan keluarganya, lalu apa bedanya menikah dengan tidak menikah? Mungkinkah tercipta keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah apabila setiap orang jarang bertemu dan berkomunikasi? Karena tujuan berkeluarga sebagian orang telah berbeda dengan yang Allah SWT ajarkan kepada kita dalam surat Ar Ruum, yakni menciptakan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Walau selama ini kita telah sering membaca ayat tersebut dalam undangan-undangan pernikahan. Wallahu ‘alam.

Ibu, Pahlawan Sepanjang Masa

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
                                 
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

Bukan Soekarno atau Moh Hatta, ia bukan berasal dari golongan Adam. Ya golongan hawa, tapi bukan berarti dia Kartini atau Cut Nyak Dien. Pahlawanku ini masih ada hingga kini, bahkan masih bisa kulihat perjuangannya, bukan lewat buku pengetahuan sejarah atau cerita orang tentang masa penjajahan 67 tahun yang lalu.

Izinkan aku untuk bercerita tentang pahlawan kebanggaanku, ya? Seorang pahlawan yang Allah turunkan dengan penuh cinta dan kasih sayang… Ia yang mengajariku untuk mencintai-Nya, mengenalkanku akan banyak hal. Dekapannya adalah hal pertama yang kurindukan saat menghirup udara dunia, sebagai bentuk rasa terima kasih karena dengan rasa bahagia justru pahlawanku rela berjuang. Berjuang menahan sakit demi keinginanku untuk terbebas dari tubuhnya. Tahukah kau siapa Pahlawan itu?

Pahlawanku, ah betapa pengorbanannya tak dapat kubayar apalagi kulunasi, betapa ketulusannya tak mungkin terganti oleh siapapun. Ia melindungiku dengan ikhlas dan penuh loyalitas, terlihat dalam gerak, tindak, dan ucapannya. Betapa hebat Sang Maha Pencipta Yang menyemaikan rasa cinta kasih dalam dirinya. Kau juga pasti mengagumi pahlawan itu. Manusia yang biasa kau panggil ibu, mama, mami, ummi, bunda, dan apapun sebutannya.

Pahlawanku hidup dengan perjuangan tanpa henti. Berjuang mengurus rumah tangga, sigap mengatur segala keperluan, pandai mengatur keuangan, detil memperhatikan keluarga, bahkan ia rela mencari nafkah untuk keluarga kecilnya, memenuhi segala kebutuhan kami anak-anaknya. Tanpa kata lelah maupun keluhan, ia pikirkan masalah keluarga, ditambah bonus masalah pekerjaan di tempat ia bekerja.

Bukankah kau juga sangat mencintai pahlawan itu? Berpikirlah sejenak. Ketika kita lapar, ia memasak tanpa kata ‘ah’. Saat kita meminta, ia membantu tanpa kata ‘duh’. Ya Allah… bahkan ia memenuhi kebutuhan kita tanpa meminta imbalan setelahnya, menolong permintaan kita tanpa raut wajah malas-malasan, menutupi masalahnya, dan menyembunyikan air matanya.

Pahlawanku, betapa sesungguhnya ku ingin kau membagi segala keluh kesahmu denganku, menitipkan segala bebanmu pada pundakku. Pahlawanku… aku tahu betapa tak pernah lalai kau sisipkan namaku dalam doamu, meminta kehidupan terbaik untukku. Matamu yang basah ketika berdoa, pengharapan tulusmu ketika meminta, doa-doa terbaik terus kau panjatkan… ah sungguh… Allah pasti sangat mencintaimu!! Karena doamu yang selalu menduduki list pertama dalam sesi pengabulan doa.

Pahlawanku, dirimu lebih dari istimewa. Allah sangat memuliakanmu, surgaku saja berada di bawah naungan ridhamu. Pun jika kau gugur di medan perjuangan saat melahirkanku dulu, pasti kau dapatkan hadiah syahid dari-Nya. Berkatmu ibu, aku juga ingin menjadi pahlawan bagi generasi penerusku nanti.

Pahlawanku, kau memegang andil besar dalam masa depanku:

Kau bisa membuatku menjadi ‘tukang utang’. Karena setiap jasamu tak pernah kau tagih billnya.
Kau dapat membuatku menjadi seorang ‘pecandu’. Karena hangatnya dirimu membuatku ingin lagi dan lagi berada dalam dekapmu.

Perjuanganmu adalah pesona yang tak pernah padam, karena hanya kaulah yang berani berjuang antara hidup dan mati demi anak-anakmu. Untukmu pahlawanku. Ibu, ibu, ibu…

*RENUNGAN* Imam Al-Ghazali

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
                                                              


 ╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya
Imam Ghazali = ” Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = ” Orang tua “
Murid 2 = ” Guru “
Murid 3 = ” Teman “
Murid 4 = ” Kaum kerabat “
Imam Ghazali = ” Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali = ” Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?”
Murid 1 = ” Negeri Cina “
Murid 2 = ” Bulan “
Murid 3 = ” Matahari “
Murid 4 = ” Bintang-bintang “
Iman Ghazali = ” Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun keadaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.

Iman Ghazali = ” Apa yang paling besar didunia ini ?”
Murid 1 = ” Gunung “
Murid 2 = ” Matahari “
Murid 3 = ” Bumi “
Imam Ghazali = ” Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”

IMAM GHAZALI” Apa yang paling berat didunia? “
Murid 1 = ” Baja “
Murid 2 = ” Besi “
Murid 3 = ” Gajah “
Imam Ghazali = ” Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.”

Imam Ghazali = ” Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Murid 1 = ” Kapas”
Murid 2 = ” Angin “
Murid 3 = ” Debu “
Murid 4 = ” Daun-daun”
Imam Ghazali = ” Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT . Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat “

Imam Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab = ” Pedang “
Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “

Perjalanan Seorang Penuntut Ilmu yang Perlu Diteladani

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
 Cerita ini saya (penulis) tulis adalah untuk memberikan ibroh kepada kita semua khususnya saya sendiri bahwa penderitaan dan kesusahahpayahan kita dalam menempuh jalan yang haq ini tidaklah seberapa, bahkan jika kita bandingkan dengan para salafushalih.

Cerita yang saya ambil ini adalah kisah manusia di masa ini, dimana sangat langka dan sulit ditemui orang-orang yang memiliki ghiroh yang sama sepertinya dalam tholabul ‘ilm. Saya menuliskan cerita ini adalah berdasarkan sebuah kisah nyata, dimana kisah tersebut saya dengar sendiri oleh salah satu sumber (akhowat) terpercaya yang mengetahui kisah tersebut…wallahua’lam. Semoga kisah ini dapat memotivasi dan menginspirasi kita untuk lebih dapat bersemangat dalam menuntut ilmu syar’ie…Baarokallohufiikum……

Di suatu daerah terpencil, terdapat sepasang suami istri yang sangat zuhud….mereka belum dikaruniai seorang putra karena masih dikategorikan pengantin yang masih baru. Perlu diketahui sang suami adalah seorang yang sangat rajin menuntut ilmu, ia adalah seseorang yang memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk memperoleh ilmu. Bahkan dahulu ketika ia ingin menikah, ia tidak mempunyai sepeser uang yang cukup untuk meminang seorang akhowat, dan akhirnya ia menghadap kepada salah seorang ustadz di ma’had yang saat itu ia belajar di sana hanya untuk meminta nasihat bagaimana ia dapat menikah. Ia sangat sadar bahwa dirinya tak tampan, dan tidak mapan dalam pekerjaan karena hampir masa mudanya dihabiskan di ma’had. Sang ustadz pun menghargai tekadnya dan pada akhirnya membiayai pernikahan lelaki tersebut.

Sang suami di masa mudanya adalah salah seorang murid yang diakui kepandaiannya di ma’hadnya. Beberapa rekan dan ustadz memujinya dalam hal keilmuannya. Suatu hari sang suami berniat ingin mendatangi suatu dauroh di luar kota. Karena ia belum memiliki pekerjaan yang tetap (masih serabutan-red-) maka ia dan istrinya memikirkan bagaimana caranya agar sang suami dapat pergi untuk mendatangi dauroh tersebut walau ekonomi mereka sangat pas-pasan. Jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan penghasilan mereka untuk makan sehari-hari saja masih belum cukup. Sang suami bukanlah seorang yang malas dalam mencari nafkah, namun qadarallah….Allah telah menetapkan rezekinya hanya sedemikian. Walau demikian ia tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya.

Suatu hari istrinya yang walhamdulillah sangat qona’ah dan juga zuhud, berinisiatif membongkar tabungan yang beberapa bulan ia kumpulkan di kotak penyimpanannya. Qaddarallah…..uang yang terkumpul hanya Rp 10.000,-.

Bayangkan wahai pembaca,,,,bahkan mata ini ingin menangis ketika saya mengetik kisah ini….Dalam sehari kita bisa memegang uang puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan mungkin hingga ada yang mencapai nominal jutaan…Dengan keistiqomahan dan kezuhudan sang istri tidak pernah mengeluh untuk mengumpulkan 100 perak (Rp 100,-) setiap keuntungan yang diperoleh suaminya yang tidak setiap hari ia dapatkan…..

Sang istri segera mengumpulkan uang tersebut dan berinisiatif untuk membuatkan bekal arem-arem (bahasa jawa), yaitu sejenis nasi kepal yang dibungkus daun pisang untuk bekal perjalanan suaminya. Hanya itu yang dapat sang istri berikan kepada suaminya sebagai wujud cinta dan kasih sayangnya….

Sang suami pun kemudian berangkat dengan membawa bekal dan do’a dari istrinya untuk menuntut ilmu….Ia pergi dengan berjalan kaki…..yah!! hanya berjalan kaki untuk menepuh jarak puluhan kilometer!!! (wallahua’lam) Karena ia tak membawa uang sepeserpun untuk bepergian…hanya beberapa buah arem-arem dan pakaian yang melekat di badannya yang ia bawa ke luar kota… Subhanallooh…..

Perjalanan ia tempuh 3 hari 3 malam dengan kedua kakinya tanpa kendaraan satupun….Akhirnya ia pun sampai di tempat dauroh dilaksanakan, hanya dengan berjalan kaki dan berteduh di tempat seadanya selama perjalanan…..

Dauroh akhirnya dimulai…selama dauroh ia sangat antusias untuk mengambil ilmu yang diterimanya, ia mengambil shaf paling depan dan dekat dengan ustadz pemateri. Namun beberapa saat kemudian ia mendapat teguran oleh seseorang di sampingnya karena setiap beberapa menit ia selalu meluruskan kakinya ketika materi berlangsung…hal itu tidak ia lakukan sekali-dua kali….namun hingga beberapa kali…hingga akhirnya orang disampingnya pun menegurnya karena menganggapnya tidak sopan….Hal itu ia lakukan karena kakinya terasa pegal selama 3 hari 3 malam berjalan kaki….Masyaa Alloh..

Saat istirahat pun tiba…ia berkumpul dengan ikhwan-ikhwan lain di dapur untuk membantu berbenah….ia pun akhirnya menceritakan kisah 3 hari 3 malamnya itu kepada salah seorang ikhwan di tempat tersebut..dan seketika membuat tercengang orang-orang yang mendengarnya…..Akhirnya cerita itu sampai ke telinga ustadz pemateri dauroh…Ustadz pun tercengang dengan kisah itu….dan akhirnya ustadz beserta ikhwan-ikhwan mengumpulkan dana sukarela untuk memberikan sumbangan kepadanya…dan terkumpulah uamg Rp 300.000,- sebagai dana bantuan untuk kepulangannya….

Subhanalloh…sebuah kisah yang mungkin sempat kita ragukan kebenarannya, tapi Insya Alloh ini kisah nyata…..Semoga kita dapat mengambil ibroh dari kisah ini….terakhir mari kita simak hadist berikut ini….

“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)

Yahya bin Abi Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, “Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan (dengan santai/tidak bersungguh-sungguh).”(Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi I/385, no. 554)

Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua terkhususnya saya sebagai penulis…..Wallahua’lam bishowab….

HATI-HATI DOA ORANGTUA KEPADA ANAK

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-

╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮
 
Pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua (ortu). Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga ortu mesti hati-hati dalam mendoakan anak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا

Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24). Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini. Kisah ini menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah ini dibawakan pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.

Hendaklah orang tua mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana beliau berdoa,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Lihatlah sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)

Moga Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus. Jika kita sebagai anak, janganlah sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka, sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita

KETIKA IBLIS BERTEMU RASULULLAH

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

(Dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)

Ketika kami Sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:

“Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk ? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”

Kami menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan: “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.

Rasulullah menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik. ”

Ibnu Abbas RA berkata: “Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.”

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

Rasulullah bertanya: “Siapa yang memaksamu?”

Iblis mejawab: “Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan
berkata: “Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil
menundukkan diri.

Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.

Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

Rasulullah: “Siapa selanjutnya?”

Iblis: “Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada
Allah SWT.”

Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”

Iblis: “Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

Rasulullah: “Lalu siapa lagi?”

Iblis: “Orang yang selalu bersuci.”

Rasulullah: “Siapa lagi?”

Iblis: “Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain.”

Rasulullah: “Apa tanda kesabarannya?”

Iblis: “Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang
lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

Rasulullah: ” Selanjutnya apa?”

Iblis: “Orang kaya yang bersyukur.”

Rasulullah: “Apa tanda kesyukurannya?”

Iblis: “Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

Rasulullah: “Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”

Iblis: “Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

Rasulullah: “Umar bin Khattab?”

Iblis: “Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

Rasulullah: “Usman bin Affan?”

Iblis: “Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

Rasulullah: “Ali bin Abi Thalib?”

Iblis: “Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Rasulullah: “Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”

Iblis: “Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

Rasulullah: “Kenapa?”

Iblis: “Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

Rasulullah: “Jika seorang umatku berpuasa?”

Iblis: “Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

Rasulullah: “Jika ia berhaji?”

Iblis: “Aku seperti orang gila.”

Rasulullah: “Jika ia membaca al-Quran?”

Iblis: “Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

Rasulullah: “Jika ia bersedekah?”

Iblis: “Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

Rasulullah: “Mengapa bisa begitu?”

Iblis: “Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

Rasulullah: “Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”

Iblis: “Suara kuda perang di jalan Allah.”

Rasulullah: “Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”

Iblis: “Taubat orang yang bertaubat.”

Rasulullah: “Apa yang dapat membakar hatimu?”

Iblis: “Istighfar di waktu siang dan malam.”

Rasulullah: “Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

Iblis: “Sedekah yang diam – diam.”

Rasulullah: “Apa yang dapat menusuk matamu?”

Iblis: “Shalat fajar.”

Rasulullah: “Apa yang dapat memukul kepalamu?”

Iblis: “Shalat berjamaah.”

Rasulullah: “Apa yang paling mengganggumu?”

Iblis: “Majelis para ulama.”

Rasulullah: “Bagaimana cara makanmu?”

Iblis: “Dengan tangan kiri dan jariku.”

Rasulullah: “Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”

Iblis: “Di bawah kuku manusia.”

Rasulullah lalu bertanya: “Siapa temanmu wahai Iblis?”

Iblis: “Pemakan riba.”

Rasulullah: “Siapa sahabatmu?”

Iblis: “Pezina.”

Rasulullah: “Siapa teman tidurmu?”

Iblis: “Pemabuk.”

Rasulullah: “Siapa tamumu?”

Iblis: “Pencuri.”

Rasulullah: “Siapa utusanmu?”

Iblis: “Tukang sihir.”

Rasulullah: “Apa yang membuatmu gembira?”

Iblis: “Bersumpah dengan cerai.”

Rasulullah: “Siapa kekasihmu?”

Iblis: “Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

Rasulullah: “Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

Iblis: “Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Rasulullah SAW lalu bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”

Iblis segera menimpali: “Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”

Rasulullah: “Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”

Iblis: “Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat
dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.

Tahukah kamu Muhammad? Bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta –wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah. Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus. Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”
Syaithan juga berkata: “Keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya. “Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun.

Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika.
Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

Tahukah kau Muhammad? Dusta berasal dari diriku. Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, Umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’ Bukankah kamu tahu Muhammad? Orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras. Jjika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat.
Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan iapun semakin taat padaku. Kebahagiaan apa untukmu? Sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’ Ia pun mati dalam kekafiran.

Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan. Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”

Rasulullah bertanya: “Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”

Iblis: “10 macam”
”Rasulullah: “Apa saja?”
Iblis mejawab:
” 1. Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman: “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64). Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
2. Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
3. Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
4. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
5. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
6. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
7. Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
8. Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman:
“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan.” (QS Al-Isra : 27).
9. Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.
10. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.”

Allah menjawab: “Silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.

Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”

Iblis berkata: “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!

Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

” Rasulullah SAW lalu membaca ayat: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT.” (QS Hud :118 – 119) Juga membaca: “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku.” (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata: “Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka.

Aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”

Semoga bermanfaat…

Ingat Mati!

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
                                                               
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮


Bagi yang masih hidup perbanyaklah mengingat mati ….. karena ……
Pertama, Mengingat mati adalah ibadah yang sangat dianjurkan.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).



Kedua, Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya, maka jauhilah perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat lainnya.

{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ}

Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).

{وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا} [المنافقون : 11]

Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila. datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Munafiqun: 11).

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,  “Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati). Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada Allah Azza wa Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
Ketiga, Maut tidak ada yang mengetahui kapan datangnya melainkan Allah Ta’ala semata, tetapi dia pasti mendatangi setiap yang bernyawa, maka jauhilah hal-hal yang tidak bermanfaat selama hidup.

( كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ) [آل عمران : 185]

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari. kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185).

(إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ) [لقمان: 34 ]

Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Lukman: 34).

Keempat, Siapa yang mati mulai saat itulah kiamatnya, tidak ada lagi waktu untuk beramal.

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ كَانَ الأَعْرَابُ إِذَا قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَأَلُوهُ عَنِ السَّاعَةِ مَتَى السَّاعَةُ فَنَظَرَ إِلَى أَحْدَثِ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ فَقَالَ «إِنْ يَعِشْ هَذَا لَمْ يُدْرِكْهُ الْهَرَمُ قَامَتْ عَلَيْكُمْ سَاعَتُكُمْ»

Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Orang-orang kampung Arab jika datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bertanya tentang hari kiamat, kapan datangnya, lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kepada seorang yang paling muda dari mereka, kemudian beliau bersabda: “Jika hidup pemuda ini dan tidak mendapati kematian, maka mulai saat itulah kiamat kalian datang.” (HR. Muslim).

المغيرة بن شعبة رضي الله عنه: أيها الناس إنكم تقولون: القيامة، القيامة؛ فإن من مات قامت قيامته.

Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya kalian mengucapkan: “Kiamat, kiamat…maka ketahuilah, siapa yang mati mulai saat itulah dibangkitkan kiamat dia.” (Lihat kitab Al Mustadrak ‘Ala majmu’ al Fatawa, 1/88).

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang demikian itu, karena seorang manusia jika mati, maka dia masuk ke dalam hari kiamat, oleh sebab itulah dikatakan: ‘Siapa yang mati mulailah kiamatnya, setiap apa yang ada sesudah kematian, maka sesungguhnya hal itu termasuk dari hari akhir. Jadi, alangkah dekatnya hari kiamat bagi kita, tidak ada jaraknya antara kita dengannya, melainkan ketika sesesorang mati, kemudian dia masuk ke kehidupan akhirat, tidak ada di dalamnya kecuali balasan atas amal perbuatan. Oleh sebab inilah, harus bagi kita untuk memperhatikan poin penting ini.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
Kelima, Dengan mengingat mati melapangkan dada, menambah ketinggian frekuensi ibadah

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت، فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’.

Ad Daqqaq rahimahullah berkata,

من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة: تعجيل التوبة، وقناعة القلب، ونشاط العبادة، ومن نسى الموت عوجل بثلاثة: تسويف التوبة، وترك الرضا بالكفاف، والتكاسل في العبادة”  تذكرة القرطبي : ص 9

Artinya: “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal: “Bersegera taubat, puas hati dan semangat ibadah, dan barangsiapa yang lupa kematian diberikan hukuman dengan tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan keadaan dan malas ibadah” (Lihat kitab At Tadzkirah fi Ahwal Al Mauta wa Umur Al Akhirah, karya Al Qurthuby).

Keenam, Dengan mengingat mati seseorang akan menjadi mukmin yang cerdas berakal, mari perhatikan riwayat berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Artinya: “Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).

Ketujuh, Hari ini yang ada hanya beramal tidak hitungan, besok sebaliknya.
Ali bin Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,

ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ.

Artinya: “Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.” (Lihat kitab Shahih Bukhari).

DIAM BUKAN BERARTI KALAH

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh- 

                                               
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

Di suatu padepokan, ada seorang guru yang sangat dihormati karna tegas dan jujur.

Suatu hari, dua orang murid menghadap didedapannya.
Ia menjelaskan Bagaimana Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.
Keduanya berdebat tentang hitungan 3 x 7.
Murid pandai mengatakan hasilnya 21.
Murid bodoh bersikukuh mengatakan hasilnya 27.

Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta sang guru sebagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar di antara mereka.
Kata murid yg bodoh,  ”Jika saya yang benar 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru kita, tetapi kalau kamu yang benar bahwa 3 x 7 = 21 maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri ha ha ha …..!!” ujar Murid yang bodoh ini berani menantang demikian.

Dia sangat yakin dengan pendapatnya!
“Katakan guru, mana yang benar??” tanya murid bodoh, maklum belum mengerti sesungguhnya tentang hitungan dan hanya karna hal sepele hingga mengabaikan resiko yg besar dihadapannya.

Sang Guru berfikir,
Ternyata dengan bijak, sang guru memvonis cambuk 10 kali bagi murid yang pandai (orang yang menjawab 21).
Si murid pandai jelas saja protes keras setelah itu.
Sang guru menjawab, “Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi karena kamu tidak bijaksana, Duh… mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3×7 adalah 21!!”
Beliau melanjutkan,
“Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi arif daripada harus melihat satu nyawa terbuang sia-sia!.. Biar nanti aku yg menjelaskan padanya soal kebenaran biar tdk ada kesalah pahaman..!!”
***

Apa Pesan moral dari kisah ini:
Yg berjiwa dewasa pasti memahami dengan menyikapi makna dari cerita?

Jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu permasalahan yang tak berguna, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab, dengan sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yang tidak perlu yg berujung pada sikap saling membenci hanya karna soal sepele,

Bukankah kita sering mengalaminya?
Debat itu biasa terjadi, baik dengan pasangan hidup, tetangga, atau rekan kerja. Namun Ada saatnya bagi kita, untuk diam dan menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia.

Diam bukan berarti kalah, kan?
Mengalah bukan berarti kalah..??

Memang ini bukan hal yang mudah, tapi Anda sebaiknya untuk bijak menyikapi situasi dengan tidak berdebat pada orang yg tingkat pengetahuan belum labil memahami, atau teman maupun kerabat, yang tidak menguasai permasalahan.. Agar menghindari keretakan hubungan family yg lama terjalin, atau mengalah untuk menghindari musibah besar kedepannya..

Muslimah, Kapan Engkau Ingin Berjilbab?

-Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

Renungan buat Muslimah yang belum ingin menutup auratnya dengan Hijab Beralasan Belum siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?

Kami jawab, “Hati juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian.
Karena iman itu mencakup amalan hati, perkataan dan perbuatan.

Hanya pemahaman keliru yang menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah perkataan lisan tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah.

Iman butuh realisasi dalam tindakan dan amalan”
Beralasan belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?

Kami jawab, “Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas di neraka karena durhaka?”

Coba direnungkan!
Beralasan lagi karena saat ini belum siap berjilbab?
Kami jawab, “Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi?
Apa tahun depan?
Apa dua tahun lagi?

Apa jika sudah keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita menunda amalan baik.

Mengapa mesti menunda berhijab?
Dan kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzah, bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang.

Jadi…
jangan menunda-nunda beramal baik.
Jangan menunda-nunda untuk berjilbab.”
Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:

“Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416)

Hadits ini menunjukkan dorongan untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan kita sehingga bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan sholeh.

Allah Ta’ala berfirman
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Ahzab: 59)

Subhanallah..
Masihkah kamu ragu wahai Ukhti fillah untuk menutup kemolekan tubuhmu dengan hijab? masihkah? Ingatlah, sesungguhnya api neraka akan membakar tubuh yang kau sajikan untuk lelaki hidung belang, kau bisa beralasan ini dan itu, Demi Allah, sesungghnya, kita tak akan mampu menebak kapan nyawa ini akan diambil oleh Malaikat Maut! Innalillahi waa inna ialaihi rojiun..

Semoga catatan ini menjadi pertimbangan anda..
Kami hanya bisa mengingatkan dan mengingatkan..

LUASNYA NERAKA

 -Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh-
╰☆╮ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم ╰★╮

YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM,
Lindungilah dan peliharakanlah kami, kedua ibu bapak kami, isteri/suami kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab siksa api neraka-Mu YA ALLAH.

Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurga-Mu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke neraka-Mu YA ALLAH.
Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan kami dgn RAHMATMU YA ALLAH……. AAMIIN…..
  
LUASNYA NERAKA

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata:

Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya,

maka ditanya oleh Nabi SAW : ‘Mengapa aku melihat kau berubah muka?’

Jawabnya: ‘Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.’

Lalu Nabi SAW bersabda: ‘Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam itu.’

Jawabnya: ‘Ya… Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi, niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur karena sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.

Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.’

Nabi SAW bertanya: ‘Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?’

Jawabnya: ‘Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.’ (artinya: yaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah SAW : ‘Siapakah penduduk masing-masing pintu?’

Jawab Jibril :

‘Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa AS. serta keluarga Fir’aun namanya Al-Hawiyah.

Pintu kedua tempat orang-orang Musyrikin bernama Jahim,

Pintu ketiga tempat orang Shobi’in bernama Saqar.

Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,

Pintu kelima orang Yahudi bernama Huthomah.

Pintu ke enam tempat orang Nasara bernama Sa’eir.’

Kemudian Jibril diam sejenak….segan pada Rasulullah SAW, sehingga ditanya: ‘Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?’

Jawabnya: ‘Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.’

Maka Nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar Nabi SAW bersabda: ‘Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?’

Jawabnya: ‘Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.’

Kemudian Nabi SAW menangis, Jibrail juga menangis, kemudian Nabi SAW masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah (dipetik dari kitab ‘Peringatan Bagi Yg Lalai’).

Dari Hadith Qudsi:

Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku.

Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:

1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat

2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah

3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung

4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah

5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik

6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak

7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum

8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular

9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.

10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai

11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

Mudah-mudahan, hal ini dapat menimbulkan keinsyafan kepada kita semua……Wallahua ‘ lam.

Al-Quran Surat Al- Baqarah Ayat 159 :

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterang an dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.

SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI QIAMAT KELAK!!!

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahwasannya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.

Bertanya orang kepada Rasulullah SAW : ‘Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?’

Maka jawabnya Rasulullah SAW ‘Umatku dikenali karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU’.’ Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan.

Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu ‘itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN’ mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian ‘Siratul Mustaqim’ dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan-Ku dan hamba-hamba- Ku..

Disebutkan oleh hadits Rasulullah SAW bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :

1. Para Nabi

2. Para Ahli Jihad

3. Para Alim Ulama

4. Para Syuhada

5. Para Penghafal Al Quran

6. Imam atau Pemimpin yang Adil

7. Muadzin

8. Wanita yang mati saat melahirkan

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum’at jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra., sabda Rasulullah SAW : Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:

“Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (Ahli Puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah-buahan SYURGA”.

Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari Nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.

Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :

‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu’.

Dari Abdullah bin ‘Amr R.A,

Rasulullah S.A.W bersabda:’ Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..’
Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. ‘

‘Dan (ingatlah) Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan’. ( Surat Al-Baqarah : 237)

Untuk renungan dan amalan bersama …

Doa Nabi Yunus

‘LAA ILLAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINALZHAALIMIIN’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar